• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Dewi Efriani " Masih Sendiri"

    07 Desember 2015, Desember 07, 2015 WIB Last Updated 2015-12-07T14:40:46Z
    Masukkan scrip iklan disini
    Api
    Karya: Dewi Efriani

    Jika kau adalah api, maka aku adalah bara
    Kita terjatuh dan melebur di tempat yang indah
    Menabur suka pada pandangan pertama
    Lalu dengan sengaja kau membalut bara
    Membuat kobarkan merah dengan rasa yang membuncah
    Asmara, kita larutkan emosi bak minyak tanah
    yang membuat kita makin menggelora
    Cinta, Kita bubuhkan komitmen bak menyisipkan kayu
    tiada henti, agar cinta kekal sampai ke alam baka
    Sekarang kita telah sama, membuat dunia jadi membara
    Merajut mimpi dengan sejuta asa, melangkah berdua
    Merah merona

    Prabumulih, Agustus 2015


    Masih Sendiri
    Karya: Dewi Efriani

    Cinta, mengapa hari ini aku masih sendiri?
    Diiringi langit mendung sampai kecutkan hati                     
    Pandanglah wajah kotor ini, kemana lagi ia harus melangkah
    Pergi mengejar mimpi, untuk menggenggam cinta sejati?

    Kini malam telah mengusirku pergi
    Dan teganya mentari pun enggan menghampiri
    Aku lelah berlari menghindari hari yang selalu sendiri
    Langkahku telah mati, kemana lagi aku harus berhenti
    Sekedar mengistirahatkan kaki yang lelah mencari
    Atau membunuh rasa yang terus mengadili, betapa bodoh hati.
    Membuang kau, wahai kasih

    Prabumulih, Agustus 2015

    Karena Angin
    Oleh : Dewi Efriani

    Tahukah kau?
    Mega biru yang kita ciptakan dengan berhias sinar putih orange
    Kini telah hilang, tertutup awan hitam pembawa badai
    Bagai mengiring langkahmu yang kian menjauh

    Kau goyah dan menentang hatimu bahwa kau terjerat
    Kau terpesona oleh bisikan angin berkalang debu
    yang sejenak menyejukkan dari terik matahari
    Kau lemah, memilih merangkul angin yang ciptakan dentuman marah para pecinta

    Dan datanglah gerimis yang buat kau makin linglung
    Sampai turun bencana hujan yang jelas hapuskan segala jejak kita
    Kau hilang arah, tanganku kini lepas dari genggaman
    Luruh, bak daun tua terhempas butiran air

    Sudahlah sudah bentak hatiku
    Biarlah hujan basahi bumi, biarlah dia sembuhkan luka
    Karena nanti, setelah hujan lelah menyerbu
    Pelangi datang dan mengangkatmu pergi
    Prabumulih, Agustus 2015

    Sendiri
    Oleh : Dewi Efriani

    Hari ini aku sendiri
    Harapku bertemu sang candu telah terkikis jemari
    Aku muak menatap bayang wajah lara ini
    Tak malukah dia mengharap maaf yang tak layak dia raih?

    Tapi, jiwa kotor ini terlalu ego untuk mengakui
    Begitu banyak lumpur yang dia lukis pada senja bercampur awan hitam berduri
    Karena hati tetaplah hati
    Walau sembunyi, tetap  berharap terampuni

    Hari ini aku sendiri lagi
    Tak ada yang sudi berbagi pada jiwa yang nampak mati
    Sampai malam merangkak pergi
    Dan tetap saja aku terpatri sunyi, menantap langit yang penuh janji
    Tanpa tau bila harapku terjadi

    Prabumulih, Agustus 2015


    Hitam
    Oleh : Dewi Efriani

    Hitam, kala kau tatap wajahku lekat ciptakan debar tak berirama
    Hitam, kala kau genggam tanganku erat hadirkan desir penuh asmara 
    Hitam, kala kau peluk tubuhku hangat tuliskan cerita penuh romansa

    Kau suntikkan racun bernama cinta yang menyebar cepat di aliran darah
    Hingga tiap detik kurasa, hanya wajahmu yang menjelma


    Prabumulih, Agustus 2015
    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama