• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Untuk Perempuan Itu

    30 Januari 2016, Januari 30, 2016 WIB Last Updated 2016-01-30T01:07:50Z
    Masukkan scrip iklan disini
    Bunga Kopi

    Musim ini
    Kopi di ladangku
    Berbunga lebat sekali
    Bergerombol-gerombol
    memutih mewangi

    Tiga tahun janjiku tergadai
    Janji seputih bunga kopi
    Berikrar kan sehidup semati
    Bersama mendulang mimpi
    Menjejak masa depan dalam ikatan suci

    Kuperam cintaku
    Pada rimbun bunga kopi
    Kunanti-nanti
    Bunga kopi menjadi biji

    Semoga kekasihku sabar menanti

    Babat Supat, 2015



    Percon

    Tadi pagi di pasar pagi
    Ibu muda itu membeli sebungkus percon untuk anaknya

    Ini pesananmu, Nak.
    Anaknya melonjak
    Terbahak-bahak

    Duaaar...!
    Percon meledak
    Anaknya berteriak
    Ibu, tanganku koyak
    Ibu muda itu terisak
    Sudah kubilang jangan main percon, Nak.

    Babat Supat, 2016


    Sembunyi

    Kata-kata
    Sudah menjelma pistol
    Tarik pelatuk
    Otak pun jebol

    Sebelum kita gila
    Dan saling memecahkan kepala
    Sebelum kita lupa
    Lalu saling menusuk mata
    Sebelum khilaf menjajah kita
    Sebelum saling memotong lidah

    Aku kembali kepada sunyi
    Menjerang duri-duri

    Lumer dalam damainya sepi.

    Babat Supat, 2016



    Lupa

    Masa efemeral terlena
    Mereguk bahagia fana
    Amnesia alamat kembali
    Rumah kedua menanti
    Bilik sempit menghimpit
    Perkara kitab, imam, iman
    Gugup, kelu, bisu jawaban
    Merah saga memecut badan
    Ting habis terkikis egois
    Melangit ratapan miris
    Pembalasan
    Sesak sesal terlunta

    Babat Supat, Desember '15





    Pernikahan Sakit

    Engkau lelakiku
    Aku perempuanmu
    Kita berjodoh.
    Tak ada dua orang yang persis sama. Begitu juga kita.
    Perbedaan adalah hal biasa
    Mengapa kau marah-marah tak terarah?
    Engkau adalah raja
    Aku bukan ratu, bukan batu.
    Aku istrimu, ibu anak-anakmu.
    Saat amarah menguasai kepalamu
    Jangan kau luahkan pada tanganmu yang berapi. Aku bukan sapi.
    Jika kau ingin puas memukul dan memaki,
    kawinlah dengan babi.

    Babat Supat, 2015



    Pulang

    Aku pernah menjadi pengembara di lorong-lorong kaku dan beku
    Separuh usiaku usai
    Terburai di bilik berjeruji
    Khilaf kubayar dengan keterasingan panjang

    Bau anyir jalan hitam di belakangku
    mungkin masih tersisa di mukaku
    Orang-orang bergidik
    menatapku: jijik
    Kehadiranku dihargai dengan semburan ludah
    Bedebah...!

    Tersungkur ke comberan
    Tersingkir dari peradaban
    Aku adalah buah penyesalan

    Hatiku bertanya pada otakku
    Mengapa manusia sulit memaafkan
    Sedangkan Tuhan senantiasa membuka tangan

    Babat Supat, 16 Januari 16

    Untuk Perempuan Itu

    Engkau adalah penjaga malamku, aku tak acuh pada malammu
    Saat aku tersenyum dibelai mimpi
    Engkau sibuk merajut do'a-do'a, agar mimpiku menjadi nyata.
    Engkau adalah penghias pagiku,
    sedang aku adalah pengganggu pagimu.
    Engkau sibuk merapikan tempat tidurku yang kusut,
    aku sibuk menata rambut, bercermin dan mematut.
    Engkau adalah penunggu senjaku
    Aku adalah pengeruh senjamu
    Di rumah kau menantiku dengan cemas
    Di mall aku enggan pulang bergegas.
    Engkau setia merinduku
    Aku setia merindukan pacarku
    Engkau menasehatiku,
    kusebut engkau ''bawel''
    Bila kau marah padaku
    Aku akan merajuk berhari-hari
    Menolak makan, menolak mandi.
    Ibu,
    Kaulah malaikatku dan aku adalah
    perusuhmu.

    Babat Supat, Desember 2015



    Biodata:

    Teratai Senja. Nama pena dari Mayling Oktapia, Hobi membaca, menulis dan berkebun tergabung kontributor di beberapa antologi. Tinggal di Babat Supat. Guru di SDN 6 Babat Banyuasin. Tunak di COMPETER-Palembang Sumatera Selatan.
    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama