POSMETRO.ID | BANYUASIN
Banyuasin, Sumatera Selatan (31/05/25) – Di lorong Desa Tanjung Agung, Pangkalan Balai, aroma manis kesuksesan mulai merebak dari lahan sederhana milik seorang warga lokal. Iwan, petani sekaligus penggiat bisnis tanaman melon, membuktikan bahwa pertanian bukan hanya sekadar mata pencaharian—tapi juga harapan bagi masa depan ekonomi lokal.
“Tujuan saya memulai bisnis menanam buah melon yang pertama adalah meningkatkan nilai ekonomi warga sekitar,” ujar Iwan saat ditemui di kebunnya yang terletak tepat di seberang jalan desa. Kebun melon miliknya kini menjadi penggerak ekonomi kecil yang berdampak luas, menyerap tenaga kerja lokal dan memperkuat pondasi ketahanan pangan daerah.
Melon yang dibudidayakan Iwan bukan sembarang jenis. Ia memilih melon Intanom, varietas unggul yang kerap menghiasi rak minimarket dan mal. “Jenis melon ini manis, tahan hama, dan mudah dirawat. Cukup tanam, pupuk, panen. Sekarang sudah masuk musim ketiga,” jelasnya sambil menunjukkan deretan pohon melon yang sedang berbuah lebat.
Dari 7.000 batang, Iwan mampu memanen antara 7 hingga 10 ton melon per musim. Setiap buah memiliki berat antara 1 hingga 2 kilogram, dengan harga jual mencapai Rp22.000 hingga Rp25.000 per kilogram—nilai yang jauh lebih tinggi dibanding melon biasa.
Tak hanya menjadi inspirasi, Iwan juga menyuarakan harapan besar. “Kami butuh dukungan dari pemerintah. Baik itu pupuk, penyuluhan, peralatan pertanian, hingga akses pasar untuk ekspor dan impor,” ungkapnya penuh harap.
Apa yang dilakukan Iwan bukan sekadar bertani. Ia menanam masa depan—bagi keluarganya, desanya, dan bahkan potensi besar Banyuasin sebagai pusat agrobisnis di Sumatera Selatan.
Editor: Arie
