masukkan script iklan disini
PRABUMULIH, PP - Ditengah himpitan perekonomian yang semakin menurun dan demi mempertahankan kelangsungan hidup, belasan warga Kelurahan Sindur Kota Prabumulih yang sebenarnya berprofesi sebagai petani karet ini mencoba peruntungan menjadi penambang pasir tradisional.
Diterpa musim kemarau panjang serta turunnya harga karet, belasan warga Sindur kini memanfaatkan aliran sungai yang kering dan melakukan penambangan pasir di sungai Kelekar yang berdekatan dengan pemukiman warga. Mereka secara langsung turun kesungai dengan peralatan seadanya untuk melakukan pengumpulan pasir di tepian sungai.
Setelah pasir sudah banyak terkumpul, pengepul pun langsung datang ke lokasi untuk melakukan penawaran dan pembelian pasir hasil tambang warga.
Sudah tiga hari belakangan ini Sungai Kelekar di Kelurahan Sindur ramai didatangi warga untuk mengeruk pasir. Menurut pengepul yang ditemui posmetroprabu.com siang tadi Senin (13/10/2014) mengungkapkan bahwa pasir disini juga tidak kalah bersaing dengan pasir Beringin yang biasa dibeli warga sebagai bahan bangunan. "Lumayan baguslah dan harganya tidak jauh beda kita berikan kepada warga" ujar pengepul yang tinggal di Muara Dua itu.
Sementara salah seorang warga Romsi (41) saat ditemui portal ini mengaku jika dirinya sudah tiga hari melakukan penambangan pasir secara tradisional di Sungai Kelekar. Soal keuntungan yang bisa dikumpulkan dalam sehari Romsi mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarga bisa menghasilkan 200 hingga 250 ribu dalam sehari.
"Lumayan mas saat getah lagi dang turun mak ini. kalu nakok (deres-red) belum tentu dapat gaji 200 ribu. Ini alhamdulillah 200 sampai 250 ribu sehari bisa kita dapat" ujarnya seraya menambahkan dirinya sudah libur selama tiga hari menakok balam. (pp/01)