LEMBAK, PP - Hujan deras selama lebih kurang delapan jam yang mengguyur Desa Lembak Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim Jumat ( 19/12) menyebabkan 100 kk harus mengungsi ke rumah kerabat mereka. Pasalnya, akibat hujan deras yang mengakibatkan banjir bandeng tersebut tempat tinggal mereka terendam air setinggi hingga satu meter.
Tak hanya itu, akibat kejadian tersebut aktifitas perekonomian warga sempat lumpuh selama sehari karena tidak dapat bekerja atau menyadap karet tetapi harus membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sampah sisa-sisa banjir.
Pantauan di lapangan, luapan air hujan hingga Sabtu (20/12) masih menggenangi rumah warga yang berada di Kampung 1,2 dan 3 Desa Lembak Kecamatan Lembak. Bahkan, luapan air sempat merambat hingga ke badan jalan Prabumulih-Palembang yang menyebabkan kemacetan panjang. Saking tingginya luapan air, beberapa kendaraan bermotor roda 2 mengalami mati mesin ketika melintasi jalan. Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena air berangsur angsur mulai surut .
Sementara, luapan air masih terlihat di pemukiman beberapa warga, anak kecil malah asyik bermain dengan luapan air yang menggenangi halaman rumah mereka.
Salah seorang warga, Rizal (45) ) mengatakan banjir yang melanda kampung mereka diperkirakan mulai terjadi pukul 02.00 WIB. "Hujan mulai turun sekitar pukul 22.00 WIB. Tapi luapan air mulai menggenangi rumah sekitar pukul 02.00 WIB," ungkap Rizal saat ditemui di rumahnya Sabtu (20/12).
Pengurus FKPKG itu mengatakan akibat banjir tersebut, banyak warga yang mengalami kerugian karena perabotan rumah terendam air. "Alat elektronik yang terendam seperti . Kulkas, TV, baju serta perabotan yang lain . Ditaksir kerugian mencapai puluhan juta rupiah ," terangnya.
, Jono (50 ), warga Kampung 3 Desa Lembak Kecamatan Lembak yang jadi korban banjir mengaku sejumlah perabotan yang dimiliki dia juga mengalami kerusakan akibat terendam air. ". Perabotan serta pakaian saya, istri dan anak ada yang terbawa arus sungai ," tuturnya.
Menurut Jono , banjir yang melanda kampung mereka sebenarnya sudah sering terjadi. , Sabtu malam lalu instensitas hujannya terlalu tinggi, hingga mencapai 6 jam . "Semalam adalah yang terparah sejak 3 tahun terakhir. Sebelumnya, banjir memang sering, tapi tidak sampai masuk ke dalam rumah warga dan badan jalan," ujarnya.
Jono menyebutkan bahwa asal muasal banjir akibat luapan sungai Cekden atau beton yang ada di tengah kampung mereka. "Gorong-gorong yang ada di bawah jalan. Negara menurut dia sudah terlalu sempit dan tidak mampu lagi memperlancar arus air yang datang dari hulu sungai .Ditambah lagi , di hulu sungai banyak sampah . Sehingga aliran air menjadi terhambat dan terjadilah banjir seperti ini," tukasnya.
Warga setempat Jumyadi mengatakan beberapa tetangganya banyak memilih mengungsi ke rumah kerabatnya karena takut datang banjir susulan . "Banyak yang mengungsi ke rumah kerabat terdekat.Tetapi adapula yang memilih tetap bertahan karena takut rumah didatangi penjahat yang memanfaatkan banjir untuk berbuat jahat ," tuturnya.
Pihaknya berharap agar pemda setempat dapat memberikan solusi yang tepat agar banjir serupa tidak terjadi lagi. "Kalau begini terus, kami akan terus dihantui oleh ancaman banjir Kita mohon bantuan dari pemerintah setempat serta memberikan solosi dengan cara melakukan normalisasi sungai seperti yang dilakukan Pemkot Prabumulih agar langganan banjir Selama ini tidak terus terjadi , harap dia seraya mengatakan akibat bencana tersebut dirinya tidak bisa pergi ke kebun karena harus mengurus rumah yang terendam air.
Sementara itu, Kades Lembak , Ewin , mengaku sudah terjun ke lokasi banjir sejak tadi malam dan melaporkannya ke camat kemudian camat melapor ke Bupati Muara Enim. " Kalau untuk korban jiwa tidak ada. Data yang sudah kita kumpulkan sebanyak 100 kk rumahnya terendam air," tukasnya.
Terkait dengan banjir yang terjadi di Desa Lembak, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muara Enim, Drs Sastro Alimanuddin membenarkan adanya laporan terjadi banjir. Menurut Sastro, banjir tersebut terjadi karena pengaruh hujan yang turun deras. "Semalam kita menerima informasi banjir di Lembak. Tapi kini sudah berangsur surut, dan tidak sampai mengganggu aktivitas warga. Kita himbau warga tetap siaga," katanya.
Kadinsos Muara Enim, Teguh Jaya mengatakan, banjir yang terjadi di Desa Lembak merendam jalan nasional sedalam sekitar 50 cm. Sedangkan ketinggian banjir di rumah warga sempat mencapai sekitar 1 meter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. "Anggota Tagana sudah turun di lokasi. Ada sekitar 91 rumah warga yang terendam banjir, kini sudah berangsur surut, dan tetap dipantau," terangnya.
Apakah ada bantuan yang diberikan kepada warga yang menjadi korban banjir ? Menurut Teguh, banjir yang terjadi tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas warga. "Memang sampai saat ini kita belum mempertimbangkan untuk memberikan bantuan kepada warga yang rumahnya kebanjiran, karena banjir sudah mulai surut dan tidak sampai mengangggu aktivitas warga," pungkasnya.(pp/sd)