masukkan script iklan disini
“Maukah kau berlibur di jantungku
sepanjang waktu?”
“Menjadi tikungan lain, di sisi jadwal dan rencana itu?”
“Aku tak sekedar bertanya --- andai kau tahu”
“Tetapi kau punya pantai, ranjang teduh beludru
dan binatang-binatang kesayangan yang tak pernah
kumiliki, sejak Tuhan menciptakanku”
“Tunjukkan saja jalan yang bisa selalu
kulalui bersamamu. Jalan yang meretas bayangan batu,
memintas kemah-kemah kabut dan percakapan debu”
“Lalu dengan apa kau membayar semua itu?”
“Dengan tanggalan dan jam di dinding hatiku
yang menatap dan berdetak sebab angin rindu”
“Baik, jadikan dirimu jendela atau setapak
yang memunggungi batas mabuk kotamu
Jangan sampai kepercayaan jadi perca,
pertemuan hanya meninggalkan lolong sampah
plastik, kaleng dan bungkus-bungkus yang lebih gila
memaparkan manusia tanpa narasi biru”
#ArwintoSyamsunuAjie
sepanjang waktu?”
“Menjadi tikungan lain, di sisi jadwal dan rencana itu?”
“Aku tak sekedar bertanya --- andai kau tahu”
“Tetapi kau punya pantai, ranjang teduh beludru
dan binatang-binatang kesayangan yang tak pernah
kumiliki, sejak Tuhan menciptakanku”
“Tunjukkan saja jalan yang bisa selalu
kulalui bersamamu. Jalan yang meretas bayangan batu,
memintas kemah-kemah kabut dan percakapan debu”
“Lalu dengan apa kau membayar semua itu?”
“Dengan tanggalan dan jam di dinding hatiku
yang menatap dan berdetak sebab angin rindu”
“Baik, jadikan dirimu jendela atau setapak
yang memunggungi batas mabuk kotamu
Jangan sampai kepercayaan jadi perca,
pertemuan hanya meninggalkan lolong sampah
plastik, kaleng dan bungkus-bungkus yang lebih gila
memaparkan manusia tanpa narasi biru”
#ArwintoSyamsunuAjie