• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Rumput Liar Tetangga "Kasman Gani"

    30 September 2015, September 30, 2015 WIB Last Updated 2015-09-30T03:40:55Z
    Masukkan scrip iklan disini
    Rumput di kebun bunga protes

    Akarnya tercabut embun
    Beberapa bagian batang disantap kambing
    Agar susunya mengalir pagi itu
    Anak-anak pada berebut mencicipi
    Susu kambing berekstrak rumput
    Segar dan murni susu
    Bukan boraks dan fermalin
    Pembunuh pelan-pelan saraf otak
    Terkapar
    Bisu
    Ganas mematikan

    Rumput liar tetangga merasa menang
    Tapi sebenarnya kalah telat
    Dia tidak pernah berbagi pada bangsanya
    Pada negerinya
    Pada generasi penerus
    Hanya tumbuh liar mengambil sari tanah
    Kekar tanpa kerja
    Senyum semangat hampa
    Membiarkan kambing kelaparan
    Dan susunya kering buat esok
    Saat anak-anak bangsa minta gizi
    Rumput liar tetangga menatap dibalik pagar
    Senyum melihat tubuh-tubuh kerdil berjalan
    Tulang-tulangnya keropos melangkah
    Rumput liar tetangga malah panggil begal
    Menadah ekstrak rumput murniku
    Buat diri mereka yang tertawa liar

    Rumput liar tetangga
    Hidupnya nyaman menghirup udara bebas
    Dan rumputku lemas berbagi
    tinggal ekstraknya abadi
    “Dalam darah anak bangsa yang bertahan hidup”

    Bulukumba, 2015


    JEJAK

    Malam kelam
    Terlelap

    Terdengar suara dari langit jauh
    Samar mengisi sunyi

    Membangunkan luka seperti dulu
    Mengulang kesakitanku

    Akan aku berlari
    Meninggalkan jejak
    Berpaling dari mimpiku

    Janji kita hangus sendiri
    Kau ingkar lebih dulu

    Pelan-pelan aku semakin jauh
    Hatimu memang bukan untukku
    Bait cintaku kau hapus
    Puisiku kau penggal
    Lagu rinduku kau matikan
    Hingga perapian membara dari egomu
    Asapnya kabur duluan
    Menjadi arang dan abu berdebu
    Biar, biarkan pupus
    Biarkan, Biarlah hangus
    Kutetap bertahan menanti kasih
    “Kau pasti pulang menjemput jejakku”

    Bulukumba, 2015


    ISTANA KARDUS

    Kupungut kusut dari kardus
    Berat menempel
    Untuk dinding masa depan
    Jendela dan pintu
    Tembus pandang
    Bukan kaca
    Hanya hidangan hambar
    Di lantai tanah
    Basah kecoklatan
    Dibasuh kemarau hati

    Aku terus di sini
    Menghuni alam gersang
    Kelahiran kami
    Bertahta pada gelisah
    Karena aku
    “Raja istana Kardus”

    Bulukumba, 2015



    RAJA DAN RATU
                          
    Terkenang
    Saat kita bercinta
    Di bawah pohon tomat
    Menghabiskan tujuh gelas teh pahit
    Dan saus cabe

    Senyummu
    Melebar kepedasan
    Sampai lupa
    Di balik rumput biru
    Ada katak mengintai
    Dengan sebilah pedang
    Silau ...

    Pelan-pelan
    Semut yang kita tunggangi melaju
    Di atas rel kereta api
    Memecah butiran baja
    Untuk dijadikan kursi
    Pada malam pertama
    Buat anak cucu adam
    Sebelum kita lahir

    Dan cinta kita terus mengalir
    Di persandingan baru merasai
    “Kita, raja dan ratu”

    Bulukumba, 2015



    LASKAR SEMUT
           
    Laskar semut turun ke ladang
    Mengangkat beban di atas kapasitas
    Aroma gula bukan ambisi tapi tradisi
    Bertahan hidup
    Demi bangsanya
    Demi generasinya
    Tak lelah gotong-royong
    Salam-salam pertemuan dijaga
    Terlahir dari pribumi ketimuran

    Laskar semut berbaris memagari
    Benteng-benteng pertahanan
    Dengan naluri kesopanan
    Budayanya bertahan di kaki rimba
    Bertahan di hutan rumput
    Sebagai istana terindah

    Laskar semut berdendang ria
    Bekerja memanggul asa
    Tak butuh lencana sang ratu
    Tapi tanggung jawab memintanya
    Menyelesaikan tugas
    Sampai ajal penghabisan
    Laskar semut terus beriringan melangkah
    Kerukunan bukan perdebatan
    “Cintanya menyatu dengan alam”

    Bulukumba, 2015



    Kasman Gani, lahir di Kajang, 7 Mei 1985. Aktif menulis di grup media sosial Facebook dan merupakan pemilik Grup Sastrawan Angkatan 2015. Beberapa karyanya pernah diterbitkan dalam buku antologi puisi. Penulis saat ini berdomisili di Bulukumba, Sulawesi Selatan.PUISI KASMAN GANI





    RUMPUT LIAR TETANGGA

    Rumput di kebun bunga protes
    Akarnya tercabut embun
    Beberapa bagian batang disantap kambing
    Agar susunya mengalir pagi itu
    Anak-anak pada berebut mencicipi
    Susu kambing berekstrak rumput
    Segar dan murni susu
    Bukan boraks dan fermalin
    Pembunuh pelan-pelan saraf otak
    Terkapar
    Bisu
    Ganas mematikan

    Rumput liar tetangga merasa menang
    Tapi sebenarnya kalah telat
    Dia tidak pernah berbagi pada bangsanya
    Pada negerinya
    Pada generasi penerus
    Hanya tumbuh liar mengambil sari tanah
    Kekar tanpa kerja
    Senyum semangat hampa
    Membiarkan kambing kelaparan
    Dan susunya kering buat esok
    Saat anak-anak bangsa minta gizi
    Rumput liar tetangga menatap dibalik pagar
    Senyum melihat tubuh-tubuh kerdil berjalan
    Tulang-tulangnya keropos melangkah
    Rumput liar tetangga malah panggil begal
    Menadah ekstrak rumput murniku
    Buat diri mereka yang tertawa liar

    Rumput liar tetangga
    Hidupnya nyaman menghirup udara bebas
    Dan rumputku lemas berbagi
    tinggal ekstraknya abadi
    “Dalam darah anak bangsa yang bertahan hidup”

    Bulukumba, 2015



    JEJAK

    Malam kelam
    Terlelap

    Terdengar suara dari langit jauh
    Samar mengisi sunyi

    Membangunkan luka seperti dulu
    Mengulang kesakitanku

    Akan aku berlari
    Meninggalkan jejak
    Berpaling dari mimpiku

    Janji kita hangus sendiri
    Kau ingkar lebih dulu

    Pelan-pelan aku semakin jauh
    Hatimu memang bukan untukku
    Bait cintaku kau hapus
    Puisiku kau penggal
    Lagu rinduku kau matikan
    Hingga perapian membara dari egomu
    Asapnya kabur duluan
    Menjadi arang dan abu berdebu
    Biar, biarkan pupus
    Biarkan, Biarlah hangus
    Kutetap bertahan menanti kasih
    “Kau pasti pulang menjemput jejakku”

    Bulukumba, 2015



    ISTANA KARDUS

    Kupungut kusut dari kardus
    Berat menempel
    Untuk dinding masa depan
    Jendela dan pintu
    Tembus pandang
    Bukan kaca
    Hanya hidangan hambar
    Di lantai tanah
    Basah kecoklatan
    Dibasuh kemarau hati

    Aku terus di sini
    Menghuni alam gersang
    Kelahiran kami
    Bertahta pada gelisah
    Karena aku
    “Raja istana Kardus”

    Bulukumba, 2015




    RAJA DAN RATU
                          
    Terkenang
    Saat kita bercinta
    Di bawah pohon tomat
    Menghabiskan tujuh gelas teh pahit
    Dan saus cabe

    Senyummu
    Melebar kepedasan
    Sampai lupa
    Di balik rumput biru
    Ada katak mengintai
    Dengan sebilah pedang
    Silau ...

    Pelan-pelan
    Semut yang kita tunggangi melaju
    Di atas rel kereta api
    Memecah butiran baja
    Untuk dijadikan kursi
    Pada malam pertama
    Buat anak cucu adam
    Sebelum kita lahir

    Dan cinta kita terus mengalir
    Di persandingan baru merasai
    “Kita, raja dan ratu”

    Bulukumba, 2015



    LASKAR SEMUT
           
    Laskar semut turun ke ladang
    Mengangkat beban di atas kapasitas
    Aroma gula bukan ambisi tapi tradisi
    Bertahan hidup
    Demi bangsanya
    Demi generasinya
    Tak lelah gotong-royong
    Salam-salam pertemuan dijaga
    Terlahir dari pribumi ketimuran

    Laskar semut berbaris memagari
    Benteng-benteng pertahanan
    Dengan naluri kesopanan
    Budayanya bertahan di kaki rimba
    Bertahan di hutan rumput
    Sebagai istana terindah

    Laskar semut berdendang ria
    Bekerja memanggul asa
    Tak butuh lencana sang ratu
    Tapi tanggung jawab memintanya
    Menyelesaikan tugas
    Sampai ajal penghabisan
    Laskar semut terus beriringan melangkah
    Kerukunan bukan perdebatan
    “Cintanya menyatu dengan alam”

    Bulukumba, 2015


    Kasman Gani, lahir di Kajang, 7 Mei 1985. Aktif menulis di grup media sosial Facebook dan merupakan pemilik Grup Sastrawan Angkatan 2015. Beberapa karyanya pernah diterbitkan dalam buku antologi puisi. Penulis saat ini berdomisili di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama