Keluhan
Kota
Jam ke-12
Kota seperti memelas
Ingin terlepas dari
kaki-kaki
Yang menginjak dan
mengunci
Ada mentari tertawa
keras
Kulit dan rambut lepuh
kena panas
Ada manusia yang
berlari dan berlari
Mencoba kejar waktu di
pergelangan tangan kiri
Aku berenang dalam
tanah
Bersalam dengan semut
dan cacing
Setelah lelah bicara
pada manusia
Yang hanya tahu kerja
dan kerja
Hingga mereka lupa,
bernapas dan hidup sebenarnya untuk apa?
Sebelum
Matahari
Hujan tak basah
Pada sepatumu yang
kulit
Gedung-gedung hanya
diam
Menatap, tapi kita
selalu saja disini
Dingin malam pergi
Dan gelap mengapung
Memanggil air mata
Sayang, kapan mentari
datang dan kita bisa bahagia?
Bulan Malam Itu
Bersama
gelap
Ia
percikkan cerita tentang luka
Yang
membayang tanpa kenal perih
Namun
diatas langit
Ia
letakkan pula terang
Yang
tak lenyap di pekat malam
Untuk
hapus tangismu yang riuh
-
Rizqy
Nedia
Pekanbaru, 2015
Tentang
Penulis:
Rizqy
Nedia, lahir di Pekanbaru, 6 Oktober 1997. Saat ini
berdomisili di Pekanbaru dan sedang menempuh pendidikan di FISIP Universitas
Riau. Penikmat novel-novel klasik dan musik indie. Saat ini masih terus
mengasah kemampuannya dalam dunia penulisan dan aktif dalam COMPETER (Community
Pena Terbang). Penulis dapat dihubungi di email rizqynedia@gmail.com.