• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    CERMIN RETAK OLAHRAGA PRABUMULIH

    02 Agustus 2021, Agustus 02, 2021 WIB Last Updated 2021-08-02T15:47:55Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    OLEH 


    ARAFIK ZAMHARI

    (Aktivis Olahraga Prabumulih) 


    Kita sedang mencoreng muka sendiri. Luka menganga mengoyak dunia olahraga Bumi Seinggok Sepemunyian ini. Ini bukan soal atlet Prabumulih yang mengalami kekalahan dalam even pertandingan. Ini soal masa depan olahraga di kota yang selalu jadi percontohan nasional ini. Apa pasalnya? 


    Seantero Prabumulih sudah membaca media online dan sosial kericuhan pemilihan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Prabumulih pada Musyawarah Kota Rabu 28 Juli 2021. 


    Itu bukan musyawarah. Itu drama komedi yang sangat tidak lucu. Ajang tertinggi lembaga yang mengurusi keolahragaan di Kota Prabumulih hanya menjadi alat bagi orang-orang ambisius yang tidak mengindahkan nilai-nilai olahraga. 


    Sportivitas yang tinggi dan selalu menghormati aturan permainan adalah hal yang tak bisa ditawar bagi para olahragawan, terlebih bagi mereka yang berkecimpung di KONI, yang notebene induk semang semua cabang olahraga. 


    Kita tidak ingin sportivitas itu dinodai dengan tindakan yang tidak terpuji semisal memainkan uang untuk mencapai kemenangan. 


    Sejarah mencatat, memenangkan pertarungan dengan uang,  tidak akan bertahan lama. Lambat laun akan muncul ke permukaan. Apalagi di era teknologi informasi ini setiap orang bisa memposting dan menguplod sebuah peristiwa. 


    Saya tidak memiliki pretensi buruk terhadap orang yang memiliki keinginan memajukan dunia olahraga di Bumi Seinggok Sepemunyian ini.  Sebagai kandidat, saya siap bertarung secara kompetitif dan sportif. Tapi kalau kompetisi itu dicurangi dengan cara yang tidak sportif, mungkin tidak hanya saya, dalam kompetisi apa pun, pasti orang akan melawan. 


    Kecurangan yang terjadi pada Musorkot lalu jelas menampar wajah Kota Prabumulih. Sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Selatan 2019 lalu,dalam kondisi fasilitas akomodasi serta dana yang terbatas, Kota Prabumulih mendapat acungan jempol dari seluruh Kabupaten dan Kota di Sumsel. Kabupaten Muara Enim saja yang hampir punya segala-galanya melempar handuk untuk menggelar Porprov.


    Di samping itu, atlet-atlet Porprov Kota Prabumulih betul-betul atlet original, asli Prabumulih, dididik dan dibina di Prabumulih. Berkali-kali lewat media, Walikota Prabumulih H Ridho Yahya menolak untuk membeli atlet dari luar Prabumulih. Biarlah kalah, asal atletnya produk Prabumulih. Daripada menang, tapi atlet dari luar. 


    Statemen itu jelas-jelas menunjukkan di dalam dada Walikota Prabumulih ini  terbenam jiwa sportivitas yang tinggi. Dan itu tidak bisa diganggu gugat. Sportivitas adalah harga mati bagi sang walikota yang gandrung berolahraga ini. 


    Atas kesuksesan Porprov dan statemen Walikota Prabumulih itu, langsung atau pun tidak langsung kabupaten dan kota lain menjadikan Prabumulih cermin atau kaca dalam menata pembinaan olahraga serta bagaimana manajerial dalam menggelar pesta olahraga. 


    Hingga detik ini, saya belum menemukan aturan baru dibolehkannya pejabat publik memegang tongkat komando Koni. Kini harapan terbesar, berada di tangan Koni Sumsel. 


    Kalau hasil Musorkot tetap disahkan, Kota Prabumulih tak layak dijadikan cermin lagi. Cermin itu telah retak bahkan berkeping-keping. Koni Prabumulih The End Game.

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama