POSMETRO.ID | PRABUMULIH - Wendi Saputra (18) warga perumnas Kepodang kelurahan Patih Galung ini hanya bisa berbaring dirumah mungil miliknya tanpa berbuat apa-apa. Kondisi tubuh yang tidak normal membuatnya harus mengasingkan diri dari anak seusianya bahkan sejak masih kecil. Hal itu bermula kala Wendi kecil dulu kerap di bully oleh anak seusianya di lingkungan ia tinggal. Tak ingin mendapatkan perlakuan buruk, kedua orangtuanya memilih untuk menjauhkan Wendi dari anak-anak lain sebab kondisi Wendi bisa dibilang bukanlah kehendaknya. Jika boleh bermimpi, kedua orang tua Wendi juga sangat mendambakan anak yang normal.
"Untuk saat ini kami hanya bisa berharap upaya kami merawat Wendi menjadi ladang amal. Kami tak berharap lebih, jika pun Wendi berubah kelak menjadi manusia normal itu merupakan Mukjizat Allah SWT" ujar Maryati (49) Ibu Wendi, kala disambangi POSMETRO.ID di kediamannya Perumnas baru Kepodang, Selasa (04/04/2023)
Maryati mengungkapkan awal penyebab Wendi seperti sekarang diakibatkan perkembangan metabolisme tubuhnya terhambat dan rentan terserang penyakit. Kondisi ekonomi keluarga yang kekurangan juga turut mendukung kondisi Wendi. Ayahnya yang seorang buruh bangunan tidak memiliki upah tetap. Kadang nganggur juga, sementara sang ibu tak mampu berbuat apa-apa karena merawat Wendi.
"Kita akui kala itu, kondisi sangat sulit, jadi asupan gizi wendi tak terpenuhi. Perkembangan metabolisme tubuhnya terhambat. Wendi juga pernah mengalami Step mengakibatkan kondisi tubuhnya seperti sekarang mengalami kelainan. Kakinya kadang bengkak, tangannya gemetar dan tidak memiliki tenaga" ujarnya.
Saat disambangi POSMETRO, tatapan Wendi begitu tajam. Hanya saja, tatapan tersebut tidak sinkron dengan suasana hatinya. Artinya ia tersenyum meski sorot matanya begitu tajam. Kakinya terlihat kecil meski usianya sudah 18 Tahun. Ia tidak bisa bicara normal dan lebih banyak terbaring menghabiskan waktu. Saat berjalan saja wendi harus dipapah karena tidak memiliki tenaga.
Disinggung apakah Wendi tidak pernah mendapat bantuan asupan gizi dari Pemerintah, Maryati mengaku sejauh ini tidak pernah mendapatkan bantuan hingga Wendi berusia 18 Tahun. "Kami tidak terdaftar sebagai PKH pak. Selain itu, kami juga tidak terdaftar sebagai pengguna kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Pemerintah. Baru kemarin kami minta tolong dengan kenalan majikan saya yang berprofesi sebagai wartawan untuk dibuatkan BPJS agar Wendi bisa dibawa berobat dengan gratis" ujar wanita yang bekerja sebagai PRT di Bakaran itu.
