• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Gejolak Nagih Hutang Tetangga : Gegara Rp150 Ribu RT 04 Viral di Medsos

    30 Mei 2025, Mei 30, 2025 WIB Last Updated 2025-05-30T03:47:46Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    POSMETRO.ID | PRABUMULIH - Di balik rindangnya pepohonan dan sejuknya udara pagi di sebuah perumahan di RT 04 Kelurahan Damai (nama disamarkan-red) Kota Prabumulih, ternyata tersimpan sebuah kisah yang bikin geleng-geleng kepala—tentang utang, status WhatsApp, dan ketegangan antarnegara eh maaf, antartetangga yang nyaris meledak hanya gara-gara Rp150 ribu.



    Adalah Bu Ani (48), ibu rumah tangga yang dikenal ramah dan aktif di kegiatan posyandu, majelis taklim dan arisan komplek. Suatu hari, ia merasa perlu menagih hutang arisan kepada Bu Reni (47), tetangga satu gang yang sudah tiga minggu belum melunasi. Caranya? Tentu dengan sopan dan penuh etika. Ia kirim pesan lewat WhatsApp.



    Bu, maaf ya, boleh ditransfer hutangnya yang kemarin? Rp150 ribu ya, Bu, kalau ada rezeki,” begitu bunyi pesannya.



    Namun balasan tak kunjung datang. Padahal, centang dua biru sudah terlihat sejak hari pertama. Hari kedua, masih tak ada respons. Hari ketiga? Muncul status WhatsApp Bu Ani yang mulai membuat warga RT penasaran.



    "Orang punya utang, tapi upload story tiap hari. Ya Allah, kuatkan iman hamba..." Begitu storynya Ani muncul di WhatsApp.



    Warga yang melihat status tersebut sontak penasaran. Beberapa bahkan menyusun teori konspirasi ringan di grup WA ibu-ibu: siapa gerangan yang sedang “disindir halus”?


    Tapi ternyata “halus” tak bertahan lama.



    Seminggu kemudian, Bu Ani kedapatan menyiram tanaman tepat di depan rumah Bu Reni, sambil melantunkan ayat kursi dengan suara keras. Bukan untuk ruqyah, katanya, melainkan "biar adem suasana hati".



    Dari pihak Bu Reni, respon tak kalah panas. Status WhatsApp-nya muncul dengan kalimat yang menusuk balik.



    "Kadang orang lupa, siapa yang pernah dikasih pulsa waktu anaknya sakit!"



    RT 04 mendidih. Warga mulai bergosip di warung kopi dan grup keluarga. Konflik ini bahkan nyaris lebih seru dari sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Akhirnya, Pak RT pun turun tangan.



    “Kalau gak diselesaikan, ini bisa bikin RW terguncang,” kata Pak RT sambil tertawa kecut saat dimintai keterangan oleh tim Posmetro.



    Mediasi dilakukan di pos ronda. Kedua belah pihak hadir, saling menyampaikan unek-unek. Akhirnya, disepakati bahwa utang akan dibayar setelah tanggal 1—“pas gajian suami turun,” kata Bu Reni.



    Kini, ketenangan telah kembali ke RT 04. Status WhatsApp mereka sudah kembali normal. Bu Ani kembali mengunggah resep kue Engkak Ketan, sementara Bu Reni memposting video anaknya bermain sepeda baru.



    Namun bagi warga RT 04, gejolak Rp150 ribu ini akan terus dikenang sebagai drama sosial kecil yang membuktikan satu hal: nagih hutang itu bukan cuma urusan angka, tapi urusan hati... dan kadang status WhatsApp.




    Catatan Redaksi:
    Kisah ini adalah kisah nyata yang sudah kami ubah nama tokohnya untuk menjaga kedamaian perumahan. Tapi satu hal yang pasti: selalu lunasi hutang sebelum tetangga Anda berubah jadi penulis status horor.


    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama