POSMETRO.ID – Upaya diplomasi untuk menghentikan perang Rusia–Ukraina kembali menghadapi jalan buntu. Rencana perdamaian yang sempat digagas sejumlah negara Eropa justru memunculkan ketegangan baru setelah Moskow menolak tegas wacana pengerahan pasukan Eropa ke wilayah Ukraina pascaperang.
Sikap Rusia tersebut dinilai sebagai bentuk penolakan terhadap campur tangan Barat dalam konflik yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Kremlin menegaskan bahwa setiap upaya menghadirkan pasukan asing di Ukraina hanya akan memperpanjang perang dan memicu eskalasi lebih besar.
Di sisi lain, Ukraina menyatakan masih membuka pintu untuk dialog damai, tetapi tetap menekankan syarat utama yakni penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayahnya. Presiden Volodymyr Zelensky dalam beberapa kesempatan menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menyerah pada tekanan, meskipun garis depan pertempuran semakin panas.
Sementara itu, sejumlah negara anggota Uni Eropa dan NATO masih terbelah. Sebagian mendukung pengiriman pasukan sebagai bentuk jaminan keamanan jangka panjang, sementara lainnya khawatir langkah itu justru akan memperburuk konflik dengan menyeret kawasan ke dalam perang lebih luas.
Pengamat hubungan internasional menilai, tanpa adanya titik temu antara pihak yang berperang dan mediator, peluang tercapainya perdamaian dalam waktu dekat semakin mengecil. Situasi di lapangan pun menunjukkan intensitas pertempuran yang meningkat, dengan serangan balasan terus dilancarkan di beberapa kota strategis.
Hingga kini, dunia menunggu langkah diplomasi berikutnya. Namun dengan sikap keras Rusia dan tuntutan tegas Ukraina, masa depan perdamaian masih berada di ujung tanduk.