• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    STIKOSA-AWS Cetak Inovator Sosial-Digital Muda

    28 September 2025, September 28, 2025 WIB Last Updated 2025-09-28T14:27:38Z
    Masukkan scrip iklan disini


    POSMETRO.ID | SURABAYA — Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) resmi meluncurkan program Digital Community Innovators (DCI), Sabtu (27/9/2025).


    Program ini dirancang untuk melatih pemuda agar tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi sosial berbasis digital. Ketua STIKOSA-AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono, ST., M.Med.Kom., menyebut DCI sebagai ekosistem belajar yang mendorong pemuda tampil sebagai sociodigital changemaker.


    “Pemuda hari ini adalah digital native yang penuh energi. Namun, masih banyak yang hanya berhenti pada konsumsi. Melalui DCI, kami ingin mereka berani mencipta dan menghadirkan perubahan sosial nyata,” ujar Jokhanan.


    Inovasi Teknologi, Budaya, dan Rekayasa Sosial

    Berbeda dengan pelatihan digital biasa, DCI menggabungkan pendekatan teknologi, sosial, budaya, sekaligus pemahaman tentang masyarakat digital. Peserta diajak melihat bagaimana kehidupan sosial kini terhubung lewat jaringan digital—dari pola komunikasi, interaksi budaya, hingga dinamika ekonomi kreatif.


    Salah satu mitra akademis LPPM, Novri Susan, S.Sos., MA., Ph.D., menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pelatihan teknologi, tetapi juga bagian dari rekayasa sosial pada masyarakat digital.


    “Masyarakat digital membutuhkan pendekatan sosial yang serius, bukan hanya teknis. DCI menjadi ruang untuk menguji bagaimana teknologi dapat membentuk interaksi, solidaritas, hingga kesadaran kritis generasi muda. Inilah bentuk rekayasa sosial yang relevan dengan tantangan era digital,” kata Novri Susan.


    Selain membekali pemuda dengan keterampilan digital, DCI juga mempersiapkan generasi muda menghadapi era blockchain dan ekosistem Web3. Teknologi ini dipandang sebagai salah satu fondasi masa depan ekonomi digital—mulai dari transaksi keuangan, tata kelola data, hingga penciptaan identitas digital.

    Peserta didorong menjadi anak muda enthusiast yang tidak hanya memahami tren blockchain, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk inovasi sosial, penguatan komunitas, serta penciptaan peluang kerja baru.


    DCI memiliki lima pilar utama: Digital Developer Learning, Social Design Thinking, Sosiologi Digital dan Budaya, Research Capacity Building, serta Komunikasi Partisipatif.

    Program berlangsung 6–12 bulan dengan metode hybrid, memadukan lokakarya tatap muka dan mentoring daring. Peserta merupakan tim kecil beranggotakan 3–5 pemuda berusia 17–30 tahun.


    Luaran yang ditargetkan antara lain: produk digital (aplikasi, platform, AI tools), artikel riset sosial-digital, portofolio media kreatif (video, podcast, storymap), hingga blueprint bisnis sosial berbasis budaya lokal.

    Program DCI digagas dan dijalankan di bawah koordinasi Pusat Penelitian (PUSLIT) Lembaga Penelitian, Pengabdian, dan Publikasi Masyarakat (LPPPM) STIKOSA-AWS. Untuk memperkuat ekosistemnya, DCI bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, mulai dari akademisi lintas universitas, komunitas lokal, pelaku startup, hingga pemerintah dan sektor swasta.


    Dengan hadirnya program ini, STIKOSA-AWS menegaskan komitmennya mendukung terwujudnya Youth Community Digital yang inklusif, partisipatif, berakar pada nilai budaya lokal, serta siap menghadapi dunia kerja digital dan teknologi masa depan, termasuk blockchain.

    (Redho Fitriyadi)

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama