• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Hanan-Hartono Kalah di Finansial

    12 Maret 2013, Maret 12, 2013 WIB Last Updated 2013-03-12T01:48:24Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Catatan Redaksi
     
    Modal politik dan modal finansial tampaknya menjadi inti untuk memenangkan Pemilukada Kota Prabumulih. Mengantongi dua modal ini, bukan tidak mungkin sang calon bisa menang dengan mudah. Beberapa pengamat Politik di bumi seinggok sepemunyian mengatakan, kedua modal di atas lebih penting ketimbang program yang dijanjikan oleh pasangan cawako dan cawawako.

    Ir. Ridho Yahya misalnya, sebagai incumbent jelas memiliki berbagai program yang ingin dilanjutkannya. Dalam sosialisasi politiknya, Kandidat yang berpasangan dengan Adriansyah Fikri ini memaparkan jika ingin melanjutkan pembangunan Kota Prabumulih lebih baik maka konsituen disarankan untuk memilihnya pada pilkada 5 maret lalu. Bahkan untuk merebut suara simpatisan, Kandidat ini tidak merasa rugi membagikan ribuan Karung beras dan resifer siaran TV Prabayar kepada warga secara gratis melalui tim pemenangan yakni Ridho Yahya Center.

    "Kalau persoalan program, seperti yang saya gambarkan bagi masyarakat yang berada di kalangan bawah atau grass root, itu tidak terlalu konsen dengan persoalan atau program. Sebagai catatan, masyarakat Prabumulih sangat heterogen. Untuk penduduk pinggiran Kota Prabumulih,  yang tergolong menengah atas mereka akan konsen dengan program. Tapi penduduk yang menengah bawah tidak sebesar yang di grass root.

    "Kalangan bawah lebih memerhatikan figur dan seberapa jauh mesin politik bermain untuk memobilisasi partisipasi seperti tokoh masyarakat dan kelompok masyarakat bahkan melalui mesin birokrasi,". Dengan pertarungan modal politik dan uang, maka yang lebih berpeluang adalah yang memiliki keduanya. "Siapa yang lebih banyak memiliki akumulasi modal politik dan modal kapital dalam arti finansial itu yang kemungkinan diprediksi-prediksi bisa lebih unggul.

    Namun, bisa juga bukan incamben tapi dengan waktu singkat sudah mampu membangun modal politik yang kuat dan memiliki finansial yang besar. "Tentu juga tidak kecil kemungkinan mengalahkan incumbent," Bisa jadi kan..?

    Nah...merujuk pada persoalan diatas, kekalahan pasangan calon Ir.Hanan Zulkarnain - Hartono Hamid SH tidak lain berada pada finansial. Jauh sebelum kampanye digelar, sang Rival beserta timnya sudah turun ke lapangan. Persoalan utama yang mendasar bukan pada partai politik seperti dalam pemilu legislatif. Karena itu, untuk melihat kandidat yang berpotensi menjadi penantang dalam pilkada, merujuk pada segi akseptabilitas dan elektabilitas sang kandidat. Ini meyangkut sosok figur dengan kriteria seperti memiliki track record  pengalaman kepemimpinan, daya pesona personal, serta integritas. Jadi bukan popularitas yang menentukan melainkan tingkat akseptabilitas.

    Kedua,  faktor infrastruktur atau mesin politik. Ini terkait dukungan partai politik, kelompok kepentingan, ormas, tim sukses, dan kaum relawan.  Mesin politik tentu bukan jaminan, karena yang dipilih adalah figur. Namun demikian, untuk menyentuh lapisan pemilih, dan untuk memobilisasinya,  apalagi melalui hubungan pengaruh ideologis dan primordial lainnya, maka pergerakan kekuatan mesin politik di lapangan tentu amat menentukan.

    Ketiga, faktor strategi komunikasi politik. Pendekatan mulai tatap muka, hingga media berperantara seperti melalui televisi, radio, dan berbagau jenis alat peraga lain, tentu menjadi faktor yang juga menentukan keberhasilan kompetisi kandidat dalam pilkada.

    Juga termasuk faktor menejemen. Komunikasi politik di sini adalah  dukungan tokoh informal sepertii tokoh agama dan masyarakat menjadi media yang efektif mempengaruhi dukungan terhadap kandidat. Dari segi ini baik Hanan maupun Ridho saling bersaing ketat, namun dari segi komunikasi tatap muka atau personal pasangan Ridho-Fikri lebih mampu secara efektif menggunakannnya sehingga mendapat pengaruh luas terutama di kalangan kelas menengah hingga akar rumput. RED
    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama