POSMETRO, MUARA ENIM - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke Muaraenim, Senin (24/01/2022) secara langsung melakukan groundbreaking pembangunan proyek hilirisasi batubara menjadi Demitel Ether (DME). Proyek tersebut merupakan gagasan PTBA di Kawasan Industri Tanjung Enim (KITE), yang berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim.
Seusai melakukan groundbreaking, rombongan Presiden bertolak ke pasar baru Tanjung Enim untuk memberikan bantuan kepada 100 Pedagang Kaki Lima (PKL).
Pantauan dilapangan, turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menteri ESDM Arifin Tasrib, Presiden dan CEO Air Products and Chemicals Mr. Seifi Ghasemi yang hadir secara virtual, Dirut PTBA Arsal Ismail, Dirut Pertamina Nicke Widyawati dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengungkapkan pentingnya bagi negara mengurangi impor energi. "Ini sudah enam tahun yang lalu saya perintahkan. Tetapi alhamdulillah hari ini, meskipun dalam jangka yang panjang groundbreaking Proyek hilirisasi Batu Bara Menjadi DME, sudah kita mulai" terang Jokowi.
Dikatakan, impor Indonesia (terhadap) LPG cukup besar yakni di angka Rp 80 triliun dari kebutuhan Rp.100 triliun. Kebutuhan tersebut kata Jokowi, juga harus disubsidi agar bisa sampai kepada masyarakat. Ia menghawatirkan, jika impor terus dilakukan, Indonesia akan mengalami kerugian yang cukup besar.
"Jika ini terus kita lakukan, yang untung negara lain, Keterbukaan lapangan pekerjaan juga di negara lain, Sementara bahan bakunya di kita melimpah, kita memiliki raw material-nya, yaitu batu bara yang diubah menjadi DME" paparnya.
Presiden menjelaskan DME merupakan energi yang hampir sama dengan LPG. "Tadi sudah saya lihat langsung seperti apa api dari DME untuk memasak, dan api yang dari LPG kalau untuk memasak. Sama saja" ucap Jokowi.
Jokowi menjelaskan, jika Pabrik Hilirisasi Batubara ke DME di Tanjung Enim berhasil maka setidaknya telah mampu mengurangi subsidi LPG sebesar Rp 7 Triliun dari APBN. "Kalau semua LPG nanti disetop, dan semuanya pindah ke DME, pemasukan ke negara akan besar sekali. Ini yang terus kita kejar untuk memperbaiki neraca perdagangan terhadap impor.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia kepada wartawan mengungkapkan, dimulainya proyek hilirassasi DME berlangsung sejak tahun 2020. Saat itu kata dia, dirinya bersama Menteri BUMN melakkan inisasi Pertamina ke Amerika, kemudian pembahasan teknis menteri ESDM, realisasi investasi ini mencapai Rp33 triliun,ujarnya.
Menurut Bahlil, Air products selaku investor asal Amerika dalam proyek pembangunan pabrik gasifikasi batubara meminta waktu realisasi pembangunan selama 33 bulan. Begitu lanjut dia pihaknya meminta 30 bulan. "Ini harus kita kejar supaya hilirisasi batubara segera terealisasi"ujarnya.
Tidak lupa Bahlil meluruskan pandangan masyarakat terkait geliat investasi dari luar negeri di Indonesia. Menurut Bahlil, tidak benar pandangan jika investasi luar masuk kedalam negeri berdatangan mayoritas dari negeri tirai bambu, Cina.
"Investasi (hilirasi batubara) ini full dari Amerika, bukan Jepang atau Cina, jadi tidak benar kalau investasi masuk ke Indonesia itu mayoritas dari satu negara tertentu. Justru investasi Amerika Serikat di Kabupaten Muara Enim terbesar kedua di Indonesia setelah Free Port"pungkasnya.