POSMETRO.ID| BANYUASIN
Banyuasin – Kepolisian Resor (Polres) Banyuasin bergerak cepat dalam mengungkap kasus penganiayaan yang menewaskan Riski Saputra (15), warga Betung. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, empat tersangka berhasil diamankan, tiga di antaranya masih di bawah umur.
Tragedi berdarah ini terjadi di SPBU Durian Daun, Kecamatan Suak Tapeh, pada 5 Maret 2025, sekitar pukul 02.00 WIB. Kejadian dipicu oleh dendam pribadi serta rencana tawuran, yang berujung pada aksi brutal terhadap korban.
Kapolres Banyuasin AKBP Ruri Prastowo, melalui Kasat Reskrim AKP Teguh Prasetyo, mengungkapkan bahwa keempat tersangka memiliki peran masing-masing dalam aksi kekerasan tersebut. MI (17) bertindak sebagai eksekutor yang menikam korban dengan senjata tajam, sementara RR (16) membawa parang dan memukul korban. Saudara kembarnya, RM (16), turut menginjak korban, sedangkan AP (20) memukul menggunakan tongkat baseball.
“Meskipun dua tersangka, RR dan RM, masih di bawah umur dan memiliki ikatan saudara kembar, proses hukum tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku,” tegas AKP Teguh.
Penangkapan dilakukan dalam operasi gabungan Satreskrim Polres Banyuasin dan Unit V Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel. Pada hari yang sama, RR dan RM ditangkap di Kedondong Raye, disusul MI di Villa Bukit Indah, dan terakhir AP di Simpang Lubuk Saung. Polisi juga menyita barang bukti berupa parang, tongkat baseball, dan senjata tajam lainnya.
Kapolres Banyuasin AKBP Ruri Prastowo mengimbau masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan positif. “Bulan Ramadan ini adalah momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mari kita isi dengan salat berjamaah, tadarus Al-Qur’an, dan menjauhi tawuran, balap liar, serta permainan petasan yang berbahaya,” ujarnya.
AKP Teguh menegaskan bahwa para tersangka dijerat dengan Pasal 80 Ayat 3 Jo Pasal 76C UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Polisi masih mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain serta dinamika kelompok yang terlibat dalam insiden ini.
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan keluarga, terutama terhadap anak-anak dan remaja, agar tidak terjerumus dalam tindak kriminal.
Editor: Arie