.jpg)
POSMETRO.ID | LAHAT — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat menyatakan kesiapsiagaan penuh menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Selatan.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab menggelar apel siaga karhutla yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Lahat, Widia Ningsih, S.H., M.H., di halaman kantor Bupati Lahat, Jumat (1/8/2025).
"Sumatera Selatan termasuk dalam lima besar provinsi rawan karhutla di Indonesia, bersama Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Riau, dan Jambi," ungkap Wabup Widia dalam arahannya.
Menurutnya, penyebab utama karhutla adalah iklim kering, suhu panas, serta kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan cara membakar. Ia menekankan bahwa faktor manusia masih menjadi pemicu dominan.
"Yang sering terjadi, masyarakat membakar lahan untuk aktivitas pertanian dan perkebunan. Ini sangat membahayakan," tegasnya.
Berdasarkan data semester I tahun 2025, telah terjadi lima kasus karhutla di Kabupaten Lahat. Pada Juni, kebakaran terpantau di Kecamatan Lahat dan Kikim Timur. Sementara pada Juli, titik api ditemukan di Kecamatan Lahat, Kikim Timur, dan Kikim Selatan.
Lebih mengkhawatirkan, satelit Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata lima hotspot per hari di wilayah Merapi, yang diduga berasal dari aktivitas pertambangan batubara.
"Pengawasan harus kita perketat. Perusahaan tambang wajib menjaga lingkungannya. Jangan sampai aktivitas tambang justru menjadi penyebab karhutla," imbau Wabup Widia.
Ia juga mengajak seluruh stakeholder, baik dari unsur pemerintah, TNI, Polri, dunia usaha, maupun masyarakat, untuk bersinergi dalam pencegahan dan penanganan karhutla di Kabupaten Lahat.
Senada, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lahat, Drs. Ali Afandi, menyampaikan bahwa seluruh komponen telah dikerahkan untuk siaga penuh.
"Tahun ini relatif lebih baik dibandingkan sebelumnya karena musim kemarau tidak sepanjang tahun-tahun lalu. Namun Agustus ini diperkirakan menjadi puncaknya, sehingga kita sudah siapkan posko khusus untuk penanganan karhutla," ujar Ali*dhon
