POSMETRO.ID | PRABUMULIH – Siapa pun yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman, pusat denyut Kota Prabumulih, pasti pernah menoleh ke atas. Bukan untuk menikmati langit biru, melainkan pemandangan kabel-kabel optik yang bergelantungan, kusut, dan saling tindih seperti benang kusut tak berujung.
Bagi sebagian warga, kabel itu bukan sekadar mengganggu estetika kota, tetapi juga menghadirkan rasa was-was. “Kadang kalau hujan angin, kami takut kabel jatuh ke jalan. Sudah sering juga pengendara motor nyangkut spionnya,” ujar Andi (34), warga yang saban hari melintas di jalur utama tersebut.
Keluhan semacam itu akhirnya sampai juga ke telinga Pemerintah Kota. Senin (22/9/2025), Walikota Prabumulih H. Arlan mengundang jajaran Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi (Apjatel) Sumsel untuk duduk bersama mencari solusi.
Dalam pertemuan di ruang rapat Walikota, berbagai opsi dibahas. Mulai dari penataan ulang tiang, pemotongan kabel mati, hingga rencana besar membangun jalur kabel bawah tanah di Jalan Jenderal Sudirman.
Ketua Apjatel Sumsel, Jerry Mangasas Swandi, mengakui bahwa kondisi saat ini tidak bisa dibiarkan. “Kabel yang semrawut bukan hanya merusak wajah kota, tapi juga berisiko pada keselamatan publik. Penataan terintegrasi, termasuk opsi bawah tanah, harus jadi langkah ke depan,” jelasnya.
Menurut Jerry, kabel yang tertata rapi akan memudahkan perawatan dan meningkatkan keandalan jaringan internet, sesuatu yang kini sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat.
Walikota Arlan menyambut baik gagasan itu. Baginya, menata kabel bukan hanya soal keindahan, tetapi juga soal pelayanan dasar. “Prabumulih harus jadi kota yang modern dan nyaman. Kita dukung penuh penataan ini agar wajah kota lebih bersih, rapi, sekaligus aman,” tegasnya.
Ia juga menugaskan Diskominfo dan Dinas PUPR melakukan pendataan kabel yang sudah terpasang. Hasilnya akan jadi dasar regulasi dan kebijakan bersama seluruh operator telekomunikasi.
Meski menyadari penataan kabel bawah tanah membutuhkan biaya besar dan koordinasi lintas sektor, banyak warga tetap menaruh harapan. “Kalau memang bisa ditata atau masuk ke bawah tanah, kota ini pasti lebih enak dipandang,” kata Siti (41), pemilik warung di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.
Bagi warga, langkah kecil menertibkan kabel bisa menjadi tanda keseriusan pemerintah menghadirkan kota yang bukan hanya maju dalam pembangunan, tetapi juga nyaman ditinggali.
Pengamat tata kota menilai, penataan kabel optik akan membawa dampak lebih luas bagi Prabumulih. Kota yang tertib infrastruktur akan lebih menarik bagi investasi digital maupun sektor lain. Dengan wajah kota yang rapi, peluang pengembangan kawasan wisata perkotaan juga semakin besar.
Jika rencana jalur kabel bawah tanah berhasil diwujudkan, Prabumulih bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di Sumatera Selatan. Sebuah bukti bahwa kota kecil pun bisa tampil modern, berwibawa, dan siap bersaing di era digital*Jun