PRABUMULIH – Balai Adat Pehabung Uleh di Kelurahan Prabumulih, Minggu (28/9), tampak semarak. Sejak pagi, masyarakat berbondong-bondong menghadiri acara Sedekah Adat Bedusun—sebuah tradisi turun-temurun yang terus dilestarikan sebagai wujud syukur sekaligus pengikat kebersamaan.
Ritual adat ini bukan sekadar prosesi sakral, tetapi juga momentum bagi masyarakat Prabumulih untuk meneguhkan identitas dan menjaga sejarah leluhur. Suasana khidmat bercampur hangatnya kebersamaan tampak jelas dalam setiap rangkaian acara.
Wali Kota Prabumulih, H. Arlan, hadir langsung di tengah masyarakat. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan adat dan budaya lokal.
“Tradisi sedekah dusun ini harus terus dilestarikan. Pemerintah Kota Prabumulih akan selalu mendukung karena adat ini memperkuat kebersamaan dan menjadi identitas budaya kita. Mari bergandeng tangan membangun Prabumulih,” ujarnya penuh semangat, disambut tepuk tangan hadirin.
Menurutnya, Sedekah Bedusun kini tak hanya sebatas ritual adat, melainkan juga wadah memperkokoh persatuan masyarakat di tengah derasnya arus modernisasi.
Kehadiran sejumlah tokoh penting dalam acara ini semakin menegaskan bahwa Sedekah Bedusun adalah tradisi milik bersama. Hadir Anggota DPRD Kota Prabumulih di antaranya Peri Alwi, SH., MH., Dhafina Marsyah Tahira, SH., Riza Ariansyah, SH., Suherli Berlian, ST., Hendri Yansah, SE., Insinyur Dipe Anom, dan Apriansyah, ST., M.Si. Juga hadir H. Andriansyah Fikri, SH., Wakil Wali Kota periode 2019–2023.
Dari jajaran Pemerintah Kota tampak Sekretaris Daerah Prabumulih H. Elman, ST., MM., Asisten I Dr. Drs. H. Aris Priadi, SH., M.Si., Asisten III Drs. Amilton, serta Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Hj. Reni Indayani, SKM., M.Si.
Sementara dari lembaga adat, Ketua Adat Pehabung Uleh, M. Erwadi, ST., MM., turut mendampingi jalannya ritual bersama para pemangku adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Camat Prabumulih Barat Edi Suanto, SH., M.Si., Lurah Prabumulih Rika Krisna, SE., M.Si., hingga aparat keamanan seperti Waka Polsek Prabumulih Barat IPTU Asmuni juga hadir memberikan dukungan.
Dalam tradisi Sedekah Bedusun, masyarakat berkumpul untuk mendoakan keselamatan desa, memanjatkan rasa syukur, sekaligus mengenang jasa para leluhur yang mewariskan nilai gotong royong. Tradisi ini juga menjadi ruang interaksi sosial, tempat masyarakat lintas generasi saling mempererat silaturahmi.
Bagi Ketua Adat Pehabung Uleh, M. Erwadi, tradisi ini bukan hanya warisan, melainkan amanah yang harus dijaga. “Adat ini adalah jati diri kita. Kalau adat hilang, hilang pula roh kebersamaan masyarakat Prabumulih,” tegasnya.
Kehadiran pemerintah, legislatif, aparat keamanan, hingga tokoh adat dan agama dalam acara ini memberi pesan kuat: Sedekah Bedusun adalah bagian dari identitas Prabumulih yang harus terus dijaga. Lebih dari sekadar ritual, tradisi ini menjadi penopang harmoni sosial sekaligus penegas bahwa kemajuan kota tidak boleh melupakan akar budaya.
Di tengah arus globalisasi, Sedekah Bedusun adalah pengingat bahwa kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan kepada sejarah leluhur adalah pondasi yang membuat Prabumulih tetap kokoh sebagai kota yang beradab dan berbudaya.