masukkan script iklan disini
Oleh : Jun Manurung
Pemimpin Redaksi Posmetro Prabu
Pernah mendengar kalimat "Tidak ada Makan Siang yang Gratis?" Pengertian kalimat di atas tentulah memiliki beragam maksud dan tujuan. Seperti dikutip dari laman I Wayan Dirgayusa, "There is no free lunch" ini kebanyakan digunakan dalam istilah ekonomi yang menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang cuma-cuma di atas bumi ini. Yang ada hanyalah subsidi silang.
Awal ungkapan ini, di tahun 1872, New York Times menceritakan bahwa makan siang gratis muncul sebagai tren umum di Crescent City (New Orleans). Mereka memberi makan siang gratis, meskipun minumnya harus bayar. Para pemilik bar bertaruh bahwa pengunjung akan minum lebih dari satu kali. Jadi tetap saja ada seseorang yang membayar untuk sesuatu.
Awal ungkapan ini, di tahun 1872, New York Times menceritakan bahwa makan siang gratis muncul sebagai tren umum di Crescent City (New Orleans). Mereka memberi makan siang gratis, meskipun minumnya harus bayar. Para pemilik bar bertaruh bahwa pengunjung akan minum lebih dari satu kali. Jadi tetap saja ada seseorang yang membayar untuk sesuatu.
Sekilas demikian arah politik yang terbaca ketika Timnas All Star bertajuk Tour The Sumsel berlaga di lapangan Ria Jaya Pertamina Prabumulih melawan PS Prabumulih atau yang akrab disebut warga sekitar dengan Persipra FC siang tadi, Kamis (28/02/2019).
Acara ini juga diselaraskan dengan Coahcing Clinic kepada anak usia 12- 14 tahun guna menemukan bibit-bibit pemain sepak bola berbakat untuk selanjutnya dimatangkan kemampuannya di Alex Noerdin Football Academy (ANFA) Palembang.
ANFA sendiri merupakan sebuah sekolah sepakbola (SSB) modern pertama di Sumsel milik Alex Noerdin. Meski belum berdiri, namun banyak yang mengklaim bahwa sekolah ini telah dirancang khusus sedemikian rupa layaknya academy sepakbola di Benu Biru Eropa. Memiliki pelatih yang didatangkan dari lingkaran liga inggris Chelsea dan dalam waktu dekat ANFA sendiri disinyalir akan segera launching.
ANFA sendiri merupakan sebuah sekolah sepakbola (SSB) modern pertama di Sumsel milik Alex Noerdin. Meski belum berdiri, namun banyak yang mengklaim bahwa sekolah ini telah dirancang khusus sedemikian rupa layaknya academy sepakbola di Benu Biru Eropa. Memiliki pelatih yang didatangkan dari lingkaran liga inggris Chelsea dan dalam waktu dekat ANFA sendiri disinyalir akan segera launching.
Dalam debut Timnas All Star Tour the Sumsel di 17 Kabupaten / Kota nantinya diharapkan mampu menghasilkan sebanyak 50 orang pemain sepakbola usia dini dalam tiap tahun agenda berjalan. Bibit bibit muda akan diasah kembali bakat sepakbolanya secara gratis di ANFA untuk mengenal permainan sepakbola modern yang sesungguhnya.
Maka jadilah dalam 5 sampai 7 tahun kedepan, ANFA akan melahirkan pemain sepakbola yang mampu merajai Timnas dan club sepakbola tanah air. ANFA siap menjadi lumbung produksi pemain berkulitas yang tentu saja memiliki nilai jual tinggi dalam bisnis sepak bola modern untuk mengisi timnas maupun club sepak bola tanah air.
Momen Sosialisasi ANFA sendiri sangat tepat dilakukan dalam situasi dan kondisi tahun politik saat ini. Setidaknya, sekali mendayung dua pulau terlampaui. ANFA mulus, karir politik berjalan normal. Tak perlu cost segunung. Cukup sekali gebrak bisnis berjalan tepat sasaran.
Iya benar, begitulah bayangan yang tertangkap dilapangan. Meski sesungguhnya berada dalam suasana komplit pertaruhan dan perebutan kursi legislatif, Sebagai Caleg, Alex Noerdin tak satu kata pun mengajak warga kota ini untuk memilihnya pada Pemilu 17 April 2019 nanti. Itulah style Alex Noerdin sang Politikus kelas wahid yang banyak meraih kesuksesan di dunia politik sejak meniti karir politiknya sebagai Bupati Musi Banyuasin (Muba) dua periode meski pada pertengahan jabatannya yakni 2008 ia mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Sumsel.
Menyimak kemeriahan pelaksanaan agenda All Star Tour The Sumsel yang tergolong menuai sukses itu tentu saja mengeluarkan budget yang cukup besar namun disajikan secara gratis untuk menyapa dan menghibur warga kota Prabumulih yang sejatinya haus akan hiburan. Maka jadilah pertandingan para legenda Timnas All Star VS Persipra All Star jadi tontonan paling menghibur sejagat kota nanas. Saking haus hiburan, Timnas All Star VS Persipra FC bak pertandingan Barcelona melawan Real Madrid.
Alex Noerdin sebagai orang berpengalaman dalam bisnis olah raga faham betul bahwa Bola adalah olahraga paling diminati dibawah kolong langit ini, tak terkecuali warga Kota Prabumulih. Bahkan tidak sedikit orang yang percaya bahwa olahrga yang satu ini mampu mempersatukan negara yang sedang bertikai menjadi damai. Faktanya memang demikian, olahraga sepakbola adalah olahraga persatuan yang tak melihat kaya atau miskin apalagi agama dan perbedaan warna kulit.
Belum lagi ketika olah raga juga mampu meningkatkan ekonomi suatu daerah bahkan sebuah Negara. Hal ini sudah dibuktikan oleh Alex Noerdin sejak awal ia menakhodai Kursi Sumsel 1 selama dua periode. Kawasan Jakabaring murahan disulap menjadi kawasan pusat ekonomi dan investasi terpopuler bernilai tinggi di Palembang dan Indonesia pada umumnya.
Sekali Alex Noerdin tetaplah Alex Noerdin. Ia merupakan Tokoh Nasional yang dimiliki oleh masyarakat Sumsel. Meski tanpa teriakan kampanye di pertandingan siang tadi, di awal ternyata warga Prabumulih telah faham betul bahwa selain mantan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin juga merupakan Caleg Partai Golkar Dapil 2 Sumsel. Bagitulah Alex Noerdin dalam perspektif penulis. Tidak ada makan siang yang gratis. Kalaupun ia, minumnya tetap berbayar. Jadi tetap saja ada seseorang yang membayar untuk sesuatu yang gratis. Alex Noerdin tak perlu memberikan pemahaman panjang yang bertele-tele seperti kebanyakan Caleg atau Kepala Daerah lainnya untuk meyakinkan konsituennya. Ia punya cara sendiri untuk berbisnis sekaligus beramal dan melanjutkan bhaktinya kepada daerah yang telah membesarkan namanya.