• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Petani Desa Sejaro Sakti OI Terancam Gagal Panen

    23 Mei 2025, Mei 23, 2025 WIB Last Updated 2025-05-23T02:34:05Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     


    POSMETRO.ID | OGAN ILIR –
     Perubahan iklim yang ditandai dengan curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sekitar 70 hektar sawah di Desa Sejaro Sakti, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, terendam banjir. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (22/05/2025) dan membuat para petani di daerah tersebut terancam gagal panen.



    Tanaman padi yang tenggelam berada dalam kondisi kritis. Kekhawatiran utama petani adalah potensi matinya tanaman dan tidak tersedianya bibit cadangan untuk melakukan penanaman ulang.



    Menanggapi kondisi ini, tim dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Indralaya yang dipimpin oleh Marwani, S.P selaku Koordinator Penyuluh, bersama Desi Dwi Juliana, S.P selaku Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), serta penyuluh pertanian lainnya, telah turun langsung ke lokasi untuk memantau dan mengukur kondisi sawah yang terdampak.



    “Nanti kita usulkan dulu bantuan benih karena ini sudah diperiksa oleh petugas POPT. Mereka yang akan menentukan apakah masuk kategori puso atau tidak. Setelah itu, kita akan buat proposal untuk pengajuan bantuan benih pengganti,” jelas Marwani kepada POSMETRO.



    Sementara itu, Desi Dwi Juliana menambahkan bahwa pengukuran terhadap kedalaman air telah dilakukan. Ketinggian air yang merendam tanaman padi saat ini berkisar antara 60 hingga 80 cm. Hal ini akan menjadi bahan laporan dan klarifikasi lebih lanjut mengenai dampak banjir.


    “Kami akan pantau selama tujuh hari ke depan untuk melihat apakah tanaman bisa bertahan hidup atau benar-benar mati. Jika air terus naik dan tanaman membusuk, maka produksi dipastikan gagal,” terang Desi.

     

    Kepala Desa Sejaro Sakti, Ali Zaher, turut menyuarakan keprihatinannya. Ia berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan benih, karena petani tidak mampu membeli bibit sendiri.



    “Kalau beli di kios, harga benih cukup mahal. Satu bungkus lima kilo bisa mencapai seratus ribu. Seluruh lahan yang terendam ini mencakup hingga ke Dusun I dan kondisinya sangat memprihatinkan. Kami sebagai pemerintah desa berharap ada dukungan bibit secepatnya, minimal dalam satu minggu atau sepuluh hari ke depan,” ujarnya.



    Kondisi ini menjadi ujian berat bagi ketahanan pangan di tingkat desa. Pemerintah daerah bersama dinas terkait diharapkan segera merespons agar potensi gagal panen bisa diminimalisir dan petani tidak semakin terpuruk secara ekonomi*sli

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Utama